Selasa, 14 Januari 2020

Dalam Tulisan Ini, Tidak Ada Kejelasan. Jadi, Tak Perlu Kau Baca!



            Dua hari ini hujan belum turun. Dan sore sudah terlewati seperti sedia kala. Langit merah dengan senja yang manja. Tapi bagaimanapun juga, mendung adalah peristiwa yang sedikit-banyak ku rindukan. Mengenai syahdunya air hujan membasuh daun-daun, juga atap dan segala yang menetap.
            Bersamaan dengan itu, hari-harimu sepertinya menyenangkan. Tak pernah lempar kabar berarti tawamu semakin mekar, dan lapangku semakin lebar. Aku bahkan tak pernah sanggup melihatmu diam tanpa kuluman di bibirmu. Atau kerutan-kerutan manja yang mengakar pada setiap ceritamu. Jangankan sekali, selamanyapun aku sanggup menjadi duka yang bisa membahagiakanmu.
             Kau jangan khawatir. Bukankah aku selalu bilang bahwa jika kau butuh apa-apa, bilang aku. Tentu aku akan membantu. Aku tak ingin kau kerepotan dan terlalu riuh memintal keadaan. Kau tidak sendiri. Ada kita. Dan barangkali, akulah yang perlu kau khawatirkan. Aku selalu berharap setiap detik adalah dirimu. Detak jarum jam menyebut namamu. Bahkan hembusan nafas atau aliran darahku mampu merapal keadaan kita masing-masing.
            Dua hari ini kau telah lempar senyum. Dan aku menimpali senyum juga seperti seharusnya. Hati gundah dengan rindu yang luluh. Tapi bagaimanapun juga, temu adalah candu yang telah banyak membekaskan haru. Menyoal tingkah yang menawarkan banyak hal, juga nama dan hati yang rebah.
            Selamat malam, kusampaikan. Karena angin sepertinya lelah kupaksa membuntutimu. Tapi ia tak pernah bilang. Aku tahu hal ini dari gerah yang bertolak meski angin kencang. Akakn kubiarkan segalanya mengambang sebagai angan-angan. Tapi aku yakin, suatu saat pasti akan kuucapkan dan kau khusyuk mendengarkan.
            Senyummu. Oh, senyummu! Jangan sampai kau bawa hal itu pada kebinasaan. Kau tahu? Bulan tak akan berpijar tanpa bantuan mentari. Langit tak akan gemilang tanpa adanya bintang. Sepertinya kita senasib soal ini. Saling berkaitan.
“Berkaitan bagaimana?”

“Tidak tahu!”

0 komentar:

Posting Komentar