Selasa, 27 Agustus 2019

Sebuah Usaha Mengungkapkan



Selamat Malam, seorang wanita yang begitu baik.

Sekitar empat tahunan hubungan kita. Bercanda, bercerita. Bahkan pada suatu kesempatan, kita pernah berbagi sedih. Sebuah anugrah indah yang pernah kurasakan, dirimu.
Melalui tulisan ini, aku ingin menyapaikan kegundahan yang berlarut-larut. Barangkali kau bisa memahami, dan aku bisa mengerti sampai mana kedekatanmu kepadaku. Dan kurasa itu lebih dari cukup sebagai jawaban kenapa lempar kabar kita tak sesering dulu.
Seingatku, aku selalu berhati-hati ketika berkata kepadamu. Kata-kata yang sesungguhnya tak patut, seingatku, tidak pernah kuucapkan kepadamu secara langsung. Sayang, pacaran, atau apalah. Kalaupun itu pernah, mungkin lewat puisi. Entahlah, itu seingatku. Karena aku sudah punya prinsip sedari dulu bahwa, jangan sampai aku pacaran. Mungkin ini terkesan aneh. Atau alibi agar aku bisa mengelak keyataan. Tapi benar, ini seingatku. Dan kita baik-baik saja. Dan kurasa, ini yang lebih berharga daripada memaksakan sebuah status.
Belakangan, aku mendengar kabar bahwa kau sudah punya, tentu aku bahagia meski belum tahu benar atau salahnya. Bagiku, bahagiamu adalah bahagiaku. Dan do’aku, selalu yang terbaik untukmu. Ini benar. Bukan seperti kata orang kebanyakan, beda.
Selanjutnya, inilah yang sebenarnya ingin aku tegaskan. Tentang kedekatan kita yang tak lebih seperti Layla dan Majnun. Bukan juha serupa dengan Yusuf dan Zulaikho’. Apalagi Dilan dan Milea. Kita tak ubahnya adalah langit dan bumi yang saling mendukung. Kita semacam daun dan tangkai yang meneduhkan
Untuk selanjutnya, semoga kita bisa saling menerima.



0 komentar:

Posting Komentar