Jumat, 04 Desember 2020

Yang Sebenarnya Ingin Ku Lempar Padamu Saat Hari Ulang Tahunmu

                 Bahkan, aku belum bisa menaksir berapa harga sebuah keakraban. Kau tahu itu. Sejak dapat kabar kau tidak enak badan, aku selalu menyempatkan diri melihat keadaanmu, dengan alasan apapun. Seperti saat aku datang menemuimu, bertanya: dimana letak file laporan keuangan. Sebenarnya aku sudah tahu. Tapi aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja.

                Hari-hari itu, aku juga jarang melihatmu saat pengajian di masjid. Tempat yang biasanya kau tempati kosong. Aku mulai curiga dengan kemungkinan-kemungkinan yang sama sekali tidak akan pernah ku inginkan. Benar saja, aku dapat kabar kau sakit.

                Selepas maghrib, aku ke kamarmu. Disana ada Pak Amin dan Bagus. Aku bertanya soal dirimu. Katanya kau sudah di ruang isolasi. Segera aku pergi ke ruang itu, melihatmu tidur memakai jaket putih. Aku sedikit lega kau sudah di ruang isolasi. Setidaknya kau akan mendapat pelayanan terbaik.

                Dan aku minta maaf soal ini. Sebenarnya ingin sekali aku menemanimu di saat-saat seperti ini. Menjadi seseorang yang bisa membuatmu nyaman pada setiap keadaan. Tapi sekali lagi, aku sadar siapa aku. Siapa aku diantara orang-orang yang kau kenal. Siapa aku diantara teman-teman terdekatmu. Disamping itu, aku juga kurang enak badan.

Kau sudah menjadi bagian terlekat dalam hari-hariku. Dan ini anugrah. Aku bahkan tidak memiliki alasan apapun untuk menjelaskan. Sejak menyadari itu, aku selalu memastikan agar selalu bisa membuatmu tetap tersenyum, semangat. Aku tidak pernah berharap apapau darimu, Mil. Tidak ada.


Hanya aku selalu menyertakan namamu dalam setiap permohonanku kepada Allah. Yang terbaik, yang terbaik, yang terbaik.

Barang ini sebenarnya adalah satu dari beberapa hal yang ingin ku sampaikan di hari kelahiranmu nanti. Maaf jika aku terlalu mengawalinya.

Salam hangat,
AFWAN

 

Maret 2020


 

In fact, I haven't been able to estimate the price of intimacy. You know that. Since getting word that you aren’t feeling well, I always take the time to look at your situation, for any reason. Like when I came to see you, asking: where is the financial statement file located. Actually I already know. I just want to make sure you're okay.

Those days, I also rarely see you when reciting at the mosque. The place you usually occupy is empty. I began to be suspicious of possibilities I didn't want at all. Sure enough, I got word that you are sick.

After sunset, I went to your room. There are Amin and Bagus. I asked about you. He said you were in the isolation room. Immediately I went into the room, saw you sleeping in a white jacket. I'm a little relieved you're in the isolation room. At least you will get the best service.

And I'm sorry about this. Actually I really want to accompany you at times like this. Being someone who can make you comfortable in every circumstance. But once again, I realized who I was. Who am I among the people you know. Who am I among your closest friends. Besides, I'm also not feeling well.

You have become a part of my days. And this is a gift. I don't even have any reason to explain. Since realizing that, I always make sure that I can always keep you smiling, excited. I never expected anything from you, Mil. There is no.

 

Only I always include your name in my every request to God. The best, the best, the best.

 

This item is actually one of the few things I want to say on your birthday. Sorry if I started too much.

 

Kind regards,


 

March 2020         


0 komentar:

Posting Komentar