Jumat, 04 Desember 2020

Prioritasnya lo!

 رمى نفعا فضرمن غير قصد, ومن البر ما يكون عقوقا

Kadangkala santunan, berubah menyakitkan

Seringkali sebuah budi, menyimpan penyesalan        

(Diwan mam Syafi’i)

 

“Sebelum aku mengenal cinta, kukira hanya pisau yang memberi luka”

Sujiwo Tejo

 

Benar kata sastrawan ternama (tapi aku lupa siapa), bahwa duka terbesar adalah munculnya rasa ingin memiliki. Rasa memiliki sesuatu berarti bersamanya, akan tumbuh rasa ingin berbuat apapun sesuka hati. Lalu bakalan muncul benih keegoisan di sana. Dan itu tidak patut terjadi. Kalaupun iya, maka bersiaplah menjadi manusia yang selalu merasa susah. Selalu merasa cemburu.

            Karena kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mencintai kita. Tidak bisa. Mau kita berbuat apapun, mengeluarkan uang sebanyak apapun. Karena cinta bukan sebab apa-apa, bukan soal banyaknya harta. Cinta tumbuh bersama hati yang lapang, apa adanya. Bahkan terkadang, cinta tumbuh sejak pandangan pertama, sebelum seseorang melakukan apa-apa.

Bukankah akan sangat indah, jika orang menyukai kita apa adanya? Tanpa perlu ada sandiwara.

            Maka, akan sangat bijaksana jika yang kita lakukan adalah memperjuangkan mimpi-mimpi kita. Tanpa sedikitpun terusik soal cinta. Seharusnya cinta memperindah, bukan menyuramkan. Memberi semangat, bukan melumpuhkan. Dan pada saatnya nanti, cinta akan datang sebagai buah dari perjuangan kita. 


0 komentar:

Posting Komentar