رمى نفعا فضرمن غير قصد, ومن البر ما يكون عقوقا
Kadangkala santunan, berubah menyakitkan
Seringkali sebuah budi, menyimpan
penyesalan
(Diwan mam Syafi’i)
“Sebelum aku mengenal cinta, kukira hanya pisau yang memberi luka”
Sujiwo Tejo
Benar kata
sastrawan ternama (tapi aku lupa siapa), bahwa duka terbesar adalah munculnya
rasa ingin memiliki. Rasa memiliki sesuatu berarti bersamanya, akan tumbuh rasa
ingin berbuat apapun sesuka hati. Lalu bakalan muncul benih keegoisan di sana.
Dan itu tidak patut terjadi. Kalaupun iya, maka bersiaplah menjadi manusia yang
selalu merasa susah. Selalu merasa cemburu.
Karena kita tidak
bisa memaksakan orang lain untuk mencintai kita. Tidak bisa. Mau kita berbuat
apapun, mengeluarkan uang sebanyak apapun. Karena cinta bukan sebab apa-apa,
bukan soal banyaknya harta. Cinta tumbuh bersama hati yang lapang, apa adanya. Bahkan
terkadang, cinta tumbuh sejak pandangan pertama, sebelum seseorang melakukan
apa-apa.
Bukankah akan sangat indah, jika orang menyukai kita apa adanya?
Tanpa perlu ada sandiwara.
Maka, akan sangat
bijaksana jika yang kita lakukan adalah memperjuangkan mimpi-mimpi kita. Tanpa
sedikitpun terusik soal cinta. Seharusnya cinta memperindah, bukan menyuramkan.
Memberi semangat, bukan melumpuhkan. Dan pada saatnya nanti, cinta akan datang
sebagai buah dari perjuangan kita.
0 komentar:
Posting Komentar