Sampai
bingung aku mau menuliskan bagian yang mana, atau sudut pandang seperti apa.
Mau kubuat senang, bisa. Dibuat sedihpun sangat bisa. Wkwkwk. Karena memang
malam ini aku kalut sekali. Selepas kegiatan, sengaja aku keluar rumah membeli
permen dan jajanan kecil ditoko depan. Aku berniat menghabiskan bacaanku yang
tinggal seperempat terakhir malam ini.
Tidak
ada sama sekali kerisauan tentang dirimu. Sungguh, aku merasa lebih lapang.
Tidak hadirnya kau, kuanggap sebagai kesempatanmu untuk beristirahat. Toh,
masih ada fotomu dengan berbagai ekspressi yang memang aku simpan dalam file
khusus. Meskipun beda, antara denyutmu dan (sekedar) fotomu, tapi kiranya
itulah yang bisa membantuku menerka: sedang apa kau sekarang.
Aku
sedang fokus menatap tulisanku sendiri. Tiba-tiba, ada suara ketukan pintu yang
keras, cepat. Aku segera menandanginya. Dan alangkah terkejutnya aku ternyata
dirimu. Tentu aku senang. Kau datang disaat yang tepat. Tidak sangat berharap,
juga tidak sangat ingin melupakanmu. Maka, kedatanganmu adalah dalam
keberuntungan, bagiku, entah kau.
Soal
dua tulisan sebelumnya, ini dan ini, aku juga tak terlalu berharap kau membaca.
Pun aku sudah menjelaskan, perihal menunggu kedatanganmu tidak melulu
menyesakkan. Kau mengiyakan. Betapa kemudian kau merasa aku berlebihan, itu
milikmu. Juga, aku sudah mempersiapkan terkaan itu yang barang tentu akan kau luncurkan
kepadaku sewaktu-waktu. Berlebihan.
Kapan
kita semalam?
Kau
mencari bahan bacaanmu, sejuk sekali. Dan aku, tetap melototi buku tebal
karya Pramoedya. Sesekali kutatap wajahmu; matamu. Sama-sekali kau tidak
menoleh sebelum kuputuskan sambil memanggilmu, Mil!.
Selepas
kita berhelat, sebenarnya, aku ingin mengajakmu larut. Kita rebahan. Menutup
mata sambil mulut senantiasa berkata. Kemudian lelah. Sebenarnya bisa kulakukan
sendiri, tapi tidak kali ini. Aku ingin mengajakmu (kalau mau). Aku ingin
benar-benar melawan dingin bersamamu. Tapi urung. Aku belum berani menanggung akibatnya jika saja kau jawab untuk yang kesekian kalinya;"Tidak!"
Kenapa? Untuk apa?
Aku belum yakin bisa menjawabnya.
Kau
tentunya tahu tentang ‘nyaman’. Untukku, aku hanya bisa mengusahakannya.
Bagimu, kau bebas seperti apa menanggapinya.
Selamat malam,
dan sebentar, diakhir tulisan ini,
masih saja kurasai hangat tanganmu sejak salam tadi. Juga senyummu, semakin
dekat. Memberikan beribu semangat untuk aku terus melangkah. Apa mungkin kau juga sama?
Dan, kau harus semangat!
Dan, kau harus semangat!
Selamat malam,
0 komentar:
Posting Komentar