Minggu, 01 Desember 2019

Sengaja Tidak Kuberi Judul

Ini yang selalu aku suka. Dan aku tidak terlalu memikirkan kenapa ini kerap teradi. Sebuah ikatan yang entah. Sampai-sampai tak bisa aku membohongi diri kalau tidak ingin resah. Segala yang berawal dari ketulusan, akan sampai dan bertemu pada ketulusan pula. Keduanya akan berpadu sebagai alunan melodi yang merdu.
Malam ini, kerena kau sempat bertanya apakah aku akan pergi, aku menunggu kehadiranmu dengan hikmat. Beberapa kali aku diajak rekanku keluar cari makan. Tapi aku menolak. Sebab aku yakin kau akan datang. Meskipun kemungkinan kau tidak datang juga ada, tapi kalau aku sudah yakin kau bakalan datang, maka aku tidak bisa mendustai itu. Maka aku harus menunggu. Payah sebenarnya, tapi nikmat, karena yang kutunggu adalah kau.
Dan benar saja, pukul 22.35. kau mengetuk daun pintu kamarku. Dan aku segera tahu kalau itu dirimu. Dan memang benar. Kau memintaku segera keluar tanpa berpakaian. Saat itu aku memang sedang tidak pakai kaus. Tapi aku malu, aku menyegerakan pakai kaus. Lalu keluar. Kau mengulurkan sesuatu yang dibungkus kantung plastik. Dan kau segera pergi. “Sebentar, apa ini?”. Jajanan biasa, katamu. Kau minta maaf karena datang terlalu larut. Lalu kau segera pergi. Terimakasih, kataku. Dan kau benar-benar lenyap. Aku juga tidak sempat memastikan apa kau mendengar terimakasihku.
Ya, panjang juga paragraf di atas ini. Tapi inilah yang aku suka. Terimakasih. Aku yakin kau tahu. Aku yakin kau hebat. Kau berbeda dengan yang lain. Kau punya semangat yang bisa menular pada orang lain. Dan kurasa, aku juga terkena bias semangatmu.
Ya, terimakasih. Tidak ada pemberian yang tidak berharga. Karena segala darimu adalah luarbiasa.  

Jombang, 1 Desember 2019



Aku terlentang sambil membaca buku
Angin menertawakanku
Menertawakan kepura-puraanku yang jitu
 Aku keluar kamar; mematikan lampu
Gelap meneriakiku
Meneriaki keresahanku yang pilu
                 Teguh hati aku berkata kau bakalan datang
                Huruf A pada buku yang kubaca malah berlompatan
                Membuntuti huruf H dan menyusun dirinya sendiri
                Menjadi; Hahaha.
                Lagi-lagi aku ditertawakan.
                 Mereka belum tahu
ikatan kita jitu
mereka hanya melihat rautku yang pilu
apalagi soal doa yang sekian malam berlompatan
menyusun ekologi kerinduan
 jadi, kau datang
membawa sesuatu yang benar-benar aku suka
kau bilang bahwa ini jajanan sederhana
Terimakasih. Tidak ada pemberian yang tidak berharga.
Karena segala darimu adalah luarbiasa.
Istimewa,
Terimakasih,
 

                

0 komentar:

Posting Komentar