Writing about you, is an effort to hold back homesickness

Senin, 09 September 2019

Sebuah Usaha Menyesuaikan Diri


Ada solusi mengatasi masalah rindu dan perasaan pilu yang terus saja menghakimi setiap kali menatapmu. Kau tau, bahwa Tuhan memiliki sifat-sifat indah yang bisa menutupi segala keburukan kita. Barangkali aku bisa berdo’a agar Tuhan menutup rasaku kepadamu – rasamu kepadaku. Agar aku berhenti berharap, agar kau tak melulu terjerat.

                Dan lagi-lagi, aku sedang lupa bahwa ada Dzat yang amat hebat. Mampu mengabulkan apapun, berbuat apapun segali berkehendak. Jangankan mengabulkan permintaan, tanpa dimintapun, Tuhan telah lama mencukupi kelangsungan hidup kita didunia. Sungguh, makhluk model apa kita ini.

                Tadi, selepas kegiatan rutin, aku melihatmu musoffahah kepada Guru Sepuh. Kau terlihat sejuk, wajahmu penuh penghormatan. Aku melihat dengan jelas bagaimana kau mencium asto beliau. Bolak-balik. Sungguh, air mataku sampai merembes. Aku menghela nafas lamat-lamat. Berusaha menguasai keadaan. Dan kau telah beranjak entah kemana.

                Hingga saat aku akan tidur, masih saja teringat bagaimana wajahmu itu. Kadang serius, manja, tertawa, merengut, terpingkal, senyum. Dan pastinya, bukan saja rautmu yang membuat aku terpesona. Tapi ada kisah dibalik supermu itu. Dan aku bersumpah, untuk mengenalmu lebih jauh lagi. Ada yang belum sempat kutanyakan. Menyoal keseharianmu. Meskipun agak privasi, tapi ini planningku. Entah bagaimana kau menanggapinya nanti.

                Sekian,


Selamat malam.